Apa
Itu Soal PPPK Kompetensi Teknis
Soal PPPK kompetensi teknis guru adalah salah
satu tes yang akan kamu lewati dalam seleksi PPPK guru nanti. Sebelum kita
membahas latihan soal, apakah kamu sudah tahu apa itu soal PPPK kompetensi
teknis?
Kompetensi teknis guru adalah ujian
bagi guru untuk mengukur kompentensinya yang berkaitan dengan bidang studi
dasar serta pedogogik yang menjadi ruang lingkup guru. Kompetensi pedogogik
yang diujikan merupakan bentuk implementasi antara kompentensi pedogogik dan
bidang studi guru di dalam kelas.
Dalam seleksi PPPK guru nanti, kamu akan
mengerjakan soal kompetensi teknis sebanyak 100 soal dan diberikan waktu hanya
120 menit.
Contoh
Soal PPPK Kompetensi Teknis
Di seleksi tahun ini kabarnya soal PPPK
kompetensi teknis akan mendominasi komposisi tes. Dirjen Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK) menyampaikan bahwa bobot kompetensi
teknis sebanyak 60 persen dari nilai soal.
Perlu Dik Lulus ketahui, pertanyaan dalam
kompetensi teknis mencakup sejumlah soal mengenai pengetahuan guru tentang sistem
ajar kepada siswa dan bagaimana penilaian yang harus kamu berikan sebagai guru
terhadap kinerja dari para siswa.
Berikut ini beberapa contoh soal PPPK
kompetensi teknis yang bisa kamu pelajari:
SOAL 1
Teori yang menyatakan bahwa peserta didik selama
kegiatan belajar lebih ditekankan untuk aktif berpikir, menyusun konsep-konsep
serta memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari dan yang paling penting
terwujudnya belajar adalah niat peserta didik itu sendiri merupakan aliran dari
teori?
a. Konstruktivis
b. Behavioristik
c. Humanistic
d. Sibernetik
e. Kognitivistik
Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Teori belajar konstruktivistik memahami
belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik
itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui
(Schunk, 1986). Dengan kata lain, karena pembentukan pengetahuan adalah peserta
didik itu sendiri, peserta didik harus aktif selama kegiatan pembelajaran,
aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah
niat belajar peserta didik itu sendiri.
Sementara peranan guru dalam belajar
konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh
peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah
dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya
sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang
peserta didik dalam belajar.
SOAL 2
Apabila dalam proses belajar peserta didik
melakukan sesuatu sampai dengan mendapatkan respon yang tepat dan sesuai dengan
apa yang diinginkan serta menghilangkannya apabila dirasakan tidak sesuai, hal
ini merupakan prinsip belajar dari?
a. Konseptualisasi
b. Conditioning
c. Trial and error
d. Stimulus respon
e. Shaping
Kunci jawaban: C
Pembahasan:
Metode coba-coba merujuk kepada upaya atau
metode untuk mencapai sebuah tujuan melalui berbagai macam cara. Upaya ini yang
dilakukan tersebut dilakukan beberapa kali hingga akhirnya mendapatkan cara
yang paling sesuai. Kesalahan atau kekeliruan dicatat untuk dievaluasi dan
sebagai bahan pembelajaran
SOAL 3
Peserta didik diminta untuk membuat dugaaan
pada populasi hewan langka yang semakin sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk
mengembangkan kecerdasan?
a. Visual spasial
b. Verbal linguistic
c. Naturalis
d. Logis matematis
e. Kinestetis
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Macam-macam kecerdasan:
a. Kecerdasan
visual-spasial
Gemar bermain puzzle dan
pandai menggambar adalah beberapa tanda dari kecerdasan visual-spasial. Anak
yang memiliki jenis kecerdasan majemuk ini memiliki kemampuan visualisasi yang
sangat baik. Anak akan terlihat mudah untuk mengingat gambar, arah di peta,
video, dan sebagainya. Anak juga lebih mudah untuk melihat suatu pola daripada
teman-teman sebayanya.
b. Kecerdasan
interpersonal
Apakah anak Anda selalu berhasil membina
hubungan baik dengan orang sekitarnya dan pintar dalam berbicara dengan
teman-temannya? Bisa jadi anak Anda memiliki kecerdasan interpersonal. Jenis
kecerdasan majemuk yang satu ini ditandai dengan kemampuan anak untuk mengerti
dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Pintar berbicara dan mampu
menjaga hubungan baik adalah salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan anak
ini.
c. Kecerdasan
naturalis
Tidak semua anak senang menjelajahi dan
menelusuri alam terbuka serta spesies-spesies di sekitarnya, jika Anak Anda
senang melakukan hal tersebut, mungkin anak Anda memiliki kecerdasan naturalis.
Jenis kecerdasan naturalis merupakan jenis kecerdasan yang cukup unik. Anak
yang memiliki jenis kecerdasan ini senang mengeksplorasi lingkungannya,
beraktivitas di alam bebas, dan mudah dalam mengumpulkan serta mengkategorikan
informasi.Di masa depan, anak dengan jenis kecerdasan naturalis berpotensi
untuk menjadi seorang ahli biologi yang handal!
d. Kecerdasan
linguistik-verbal
Menulis dan berbicara adalah dua hal yang
digunakan untuk mengekspresikan diri. Dibutuhkan suatu kemampuan khusus untuk
mampu merangkai kata-kata dalam bentuk lisan maupun tertulis.Anak dengan
kecerdasan linguistik-verbal memiliki kemampuan tersebut. Anak dapat
menjelaskan suatu hal dengan baik serta mampu memberikan pidato yang menarik
hati. Kata-kata dan bahasa adalah senjata terkuat dari anak.
e. Kecerdasan kinestetik
Anak yang atletis dan pandai menari adalah
indikasi dari jenis kecerdasan kinestetik. Anak yang mempunyai kecerdasan
kinestetik memiliki kemampuan fisik dan koordinasi yang baik. Olahragawan dan
penari bukanlah satu-satunya profesi yang dapat dilakukan. Menjadi pemahat dan
aktor juga adalah jenis pekerjaan yang nantinya bisa digeluti oleh anak
f. Kecerdasan intrapersonal
Apakah anak Anda senang menganalisis ide-ide,
diri sendiri, maupun hubungannya dengan orang lain? Hal tersebut merupakan
salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan intrapersonal.Berbeda dengan
kecerdasan interpersonal, jenis kecerdasan anak berupa kecerdasan intrapersonal
meliputi kemampuan untuk introspeksi dan refleksi diri. Anak menyadari apa yang
terjadi dengan dirinya dan senang menganalisis berbagai ide dan teori. Anak
dengan kecerdasan intrapersonal memiliki bakat untuk menjadi peneliti, filsuf,
penulis, dan sebagainya.
g. Kecerdasan logika-matematika
Dari 9 jenis kecerdasan majemuk, kecerdasan
logika-matematika anak mungkin adalah yang paling mudah terlihat. Pintar
berhitung dan matematika adalah ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.Namun,
tidak hanya pandai berhitung, anak dengan kecerdasan logika-matematika umumnya
tidak hanya senang berpikir mengenai konsep abstrak berupa angka, tetapi juga
mengenai pola atau hubungan tertentu.Kecerdasan logika-matematika juga membantu
anak untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan baik.
h. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal adalah salah satu jenis
kecerdasan anak lainnya yang mudah untuk diamati. Bermain alat musik dan pandai
bernyanyi merupakan tanda yang menonjol dari adanya jenis kecerdasan musikal
pada anak.
i. Kecerdasan moral
Kecerdasan moral adalah bagaimana anak mulai
dapat membedakan mana yang benar dan yang salah menggunakan sumber yang sudah
dikumpulkan melalui emosi dan intelektual anak.Melalui kecerdasan ini, sikap
moral anak pun akan mulai berkembang bersamaan dengan pengalaman yang pernah ia
rasakan setiap harinya.
SOAL 4
Peserta didik dalam suatu kelas gaya
belajarnya beragam ada yang visual, auditori, dan kinestetik. Namun kegiatan
pembelajaran selama ini masih banyak yang konvensional-klasikal. Agar dapat
memenuhi ketiga gaya belajar tersebut, guru perlu?
a. Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya
jawab.
b. Menggunakan media komik pembelajaran dan
buku paket.
c. Menggunakan program audio dan modul.
d. Menggunakan media audio, video, dan
percobaan.
e. Menggunakan modul dan powerpoint.
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell
(dalam Yaumi: 2013: 125) yaitu visual learners, auditory learners, dan
kinesthetic learners. Pertama, peserta didik visual yaitu peserta didik yang
belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Atau dengan
perkataan lain modalitas penglihatan menjadi modal utama bagi peserta didik
yang memiliki gaya belajar ini.
Peserta didik kelompok ini memiliki kesulitan
jika pembelajaran dilakukan melalui presentasi verbal tanpa disertai
gambar-gambar atau simbol visual. Peserta didik bergaya belajar visual memiliki
kekuatan visual, sehingga seorang pendidik ketika melakukan proses pembelajaran
perlu menggunakan strategi pembelajaran dan media yang dapat mempermudah proses
belajar mereka.
Misalnya guru ketika melakukan proses
pembelajaran dapat menggunakan media visual seperti: gambar, poster, diagram,
handout, powerpoint, peta konsep, bagan, peta, film, video, multimedia, dan
televisi. Di samping itu peserta didik dapat diajak untuk melakukan
observasi/mengunjungi ke tempat-tempat seperti: museum dan tempat-tempat
peninggalan sejarah.
Kedua, peserta didik auditori, yaitu mereka
yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran. Alat dria
pendengaran merupakan modal utama bagi peserta didik bergaya belajar ini.
Peserta didik yang bergaya belajar auditori akan menyukai penyajian materi
pembelajarannya melalui ceramah dan diskusi. Mereka juga memiliki kekuatan
mendengar sangat baik, senang mendengar dan kemampuan lisan sangat hebat,
senang bercerita, mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan,
mengenal banyak lagu dan bahkan dapat menirukannya secara cepat dan
lengkap.
Namun demikian peserta didik yang bertipe
belajar auditori mudah kehilangan konsentrasi ketika ada suara suara ribut di
sekitarnya, tidak suka pada tugas membaca, dan mereka tidak suka pada jumlah
kelompok yang anggotanya terlalu besar. Oleh karena itu pendidik dalam melakukan
proses pembelajaran selain melakukan presentasi/ceramah juga dapat: 1)
menggunakan media rekaman seperti kaset audio/CD audio pembelajaran, 2) peserta
didik diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi, 3) upayakan suasana belajar
jauh dari kebisingan atau keributan, dan 4) dapat menggunakan musik untuk
mengajarkan suatu topik/materi pelajaran tertentu.
Ketiga, peserta didik dengan gaya belajar
kinestetik, adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara
fisik dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan. Peserta didik tipe
belajar melalui anggota tubuhnya atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada
melihat dan mendengarkan, seperti senang bergerak/berpindah ketika belajar,
menggoyang goyangkan kaki, tangan, kepala, gemar/suka menulis dan mengerjakan
sesuatu dengan tangannya, banyak menggunakan bahasa non verbal/bahasa tubuh,
suka menyentuh sesuatu yang dijumpainya. Sebaliknya peserta didik yang bergaya
belajar kinestetik sulit berdiam diri dalam waktu lama, sulit mempelajari sesuatu
yang abstrak, seperti rumus- rumus, dan kurang mampu menulis dengan rapi. Oleh
karena itu jika pendidik menghadapi peserta didik bergaya belajar kinestetik
maka dalam proses pembelajarannya 1) dapat menggunakan objek nyata untuk
belajar konsep baru, dan 2) mengajak peserta didik untuk belajar mengeksplorasi
lingkungan.
SOAL 5
Kegiatan pembelajaran yang diawali dengan
pemberian rangsangan, mengidentifikasi masalah, melakukan pengumpulan data dan
mengolah data sehingga mampu memberikan pembuktian dan menarik kesimpulan,
sesuai dengan model pembelajaran?
a. problem based learning
b. inquiry learning
c. discovery learning
d. integrated learning
e. project based
learning
Kunci jawaban: C
Pembahasan:
Langkah kerja (sintak) model Discovery
Learning dalam pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai
berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem
statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
SOAL 6
Contoh penerapan teori behaviorisme yang
dilakukan oleh guru saat ini dalam media digital dalam praktik pembelajaran
adalah?
a. Internet dan Powerpoint
b. Internet dan media Zoom
c. Powerpoint dan Microsoft Word
d. Google dan Youtube
e. Powerpoint dan multimedia
Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Pada zaman modern ini, aplikasi teori
behavioristik berkembang pada pembelajaran dengan Powerpoint dan multimedia.
Pembelajaran dengan Powerpoint, cenderung terjadi satu arah. Materi yang
disampaikan dalam bentuk powerpoint disusun secara rinci dan bagian-bagian
kecil.
Sementara itu pada pembelajaran dengan
multimedia, peserta didik diharapkan memiliki pemahaman yang sama dengan
pengembang, materi disusun dengan perencanaan yang rinci dan ketat dengan
urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung memiliki satu jawaban
benar.
Feedback pada pembelajaran dengan multimedia cenderung diberikan
sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini serupa dengan program pembelajaran
yang pernah dikembangkan Skinner (Collin, 2012). Skinner mengembangkan model
pembelajaran yang disebut “teaching machine” yang memberikan feedback kepada
peserta didik bila memberikan jawaban benar dalam setiap tahapan dari
pertanyaan tes, bukan sekadar feedback pada akhir test.
SOAL 7
Guru mempelajari latar belakang masalah, seluk
beluk dan permasalahan peserta didiknya. ketika kemudian guru memberikan
informasi atau pengetahuan yang memadai peserta didiknya, maka hal ini
merupakan tahapan kreativitas dalam?
a. Iluminasi
b. Verifikasi
c. Inkubasi
d. Persiapan meletakkan dasar
e. Produksi
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Menurut Wallas (Ali, 2014:51) keberhasilan
orang-orang kreatif dalam mencapai ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, dan
karya baru biasanya melewati beberapa tahapan seperti berikut ini:
(1) Persiapan meletakan dasar: mempelajari
latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Pada tahapan ini
diperlukan minat dan antusiasme untuk memperoleh pengetahuan dan informasi
sebagai persiapan untuk kreativitas. Guru perlu memberikan informasi atau
pengetahuan yang memadai kepada peserta didik sebagai dasar pengembangan
kreativitasnya.
(2) Inkubasi: mengambil waktu untuk
meninggalkan masalah, istirahat, santai. Mencari kegiatan yang melepaskan diri
dari kesibukan pikiran mengenai masalah yang sedang dihadapi. Pada tahap ini
proses pemecahan masalah diendapkan dalam alam pra sadar.
(3) Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap
pemahaman, suatu tahap mendapatkan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara
kerja, dan jawaban baru.
(4) Verifikasi/produksi: menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah praktis, sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru. Pada tahap ini dilakukan
langkah-langkah untuk mewujudkan ide dan gagasan kreatif menjadi karya kreatif
dan inovatif.
SOAL 8
Belajar merupakan usaha pemberian makna oleh
peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju
pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan
tersebut. Merupakan teori belajar?
a. Konstruktivisme
b. Humanisme
c. Behaviorisme
d. Sibernetik
e. Kognitivisme
Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Konstruktivisme (Karwono 2012:90)
adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah
bentukan (konstruksi) si-belajar sendiri. Pengetahuan bukan tiruan dari
realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Belajar menurut
konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman
atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya,
sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
Proses belajar menurut teori konstruktivistik
pada bagian ini akan dibahas proses belajar dari pandangan konstruktivistik,
dan dari aspek-aspek si-belajar, peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi
belajar. Proses belajar konstruktivistik, secara konseptual, proses belajar
jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang
berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian
makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi
yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya.
Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi
prosesnya daripada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas.
Proses tersebut berupa “…..constructing and restructuring of knowledge and
skills (schemata) within the individual in a complex network
of increasing conceptual consistency…..”.
Pemberian makna terhadap obyek dan pengalaman
oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa,
melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk
baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas.
Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus
diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata
pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau
prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti
nilai, ijazah, dan sebagainya. dan sebagainya.
SOAL 9
Apabila peserta didik belum siap untuk
melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka strategi yang dilakukan
guru adalah?
a. Mengidentifikasi peserta didik baik yang
sudah siap maupun yang belum siap untuk mengikuti pembelajaran dengan proses berpikir
tingkat tinggi
b. Tetap melakukan kegiatan pembelajaran
dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan meminta peserta didik untuk
fokus
c. Membentuk kelompok peserta didik dengan
kemampuan yang heterogen dalam proses pembelajaran
d. Mengubah perencanaan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan peserta didik yang heterogen
e. Membangun terlebih dahulu jembatan
penghubung antara proses berpikir tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi
Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Hal yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi terletak pada konten/materi
pembelajaran dan konteks peserta didik.
Apabila peserta didik belum siap untuk
melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka perlu dibangun terlebih
dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir tingkat rendah menuju
berpikir tingkat tinggi.
Caranya adalah dengan membangun skema dari
pengetahuan awal yang telah diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan baru yang
akan diajarkan.
Setelah terpenuhi, maka guru perlu
mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir
tingkat tinggi dengan menciptakan dilema, kebingungan, tantangan, dan
ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik (King,
Goodson & Rohani, 2006).
SOAL 10
Ada banyak model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, satu di antaranya
adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran
kooperatif adalah....
a. Strategi pembelajaran yang mengintegrasikan
metode, bahan ajar dan media pembelajaran secara sistematis
b. Strategi pembelajaran yang terstruktur
secara sistematis di mana siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil
c. Strategi pembelajaran yang menyajikan
situasi permasalahan kepada siswa dan dapat berfungsi sebagai batu loncatan
dalam penyelidikan
d. Strategi pembelajaran individual yang
terstruktur secara sistematis dimana siswa bekerja masing-masing
e. Strategi pembelajaran yang melibatkan
perilaku koreksi diri
Kunci jawaban: B
Pembahasan:
Model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang mengutamakan eksistensi kelompok. Setiap siswa dalam kelompok
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda dan
memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan
kolaborasi dalam memecahkan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bagaimana, apakah kamu sudah dapat
membayangkan soal-soal tes nanti? Kamu bisa loh latihan soal PPPK lebih banyak
lainnya cuma dengan meng-install aplikasi KitaLulus. Aplikasi
KitaLulus menyediakan 50 soal HOTS gratis lengkap dengan pembahasannya dan soal
untuk PPPK lainnya. Yuk, download aplikasinya di Play Store.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar